Sabtu, 11 November 2017

MUSKULOSKELETAL-GEJALA dan DIAGNOSA

Gejala Muskuloskeletal

Kabar buruknya, peradangan dapat disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal dan ini bisa terjadi pada banyak area tubuh yang tidak sama. Pada seluruh tubuh penderita muskuloskeletal, biasanya akan terasa sakit semua dan sangat tak nyaman ketika beraktivitas seperti biasa. Otot seperti ditarik-tarik, itulah yang paling umum terjadi. Namun gejalanya cukup beragam di mana setiap individu mengalami kondisi yang berbeda, seperti:
  • Cepat lelah – Bagi yang mengalami keluhan otot berupa kondisi muskuloskeletal, maka ketika memakai fisiknya untuk berkegiatan, biasanya rasanya akan lebih mudah dan cepat lelah. Ini karena otot memiliki tingkat kekuatan yang rendah atau memang karena tak dapat menoleransi lagi tekanan yang diterima.
  • Nyeri – Rasa nyeri dapat terjadi pada penderita yang diduga terkena muskuloskeletal karena kemungkinan gangguan atau keluhan otot sudah memicu timbulnya peradangan. Rasa nyeri ini bakal terasa begitu tak nyaman sehingga terkadang juga membatasi pergerakan tubuh dan menghambat kegiatan yang tengah dilakukan.
  • Pembengkakan – Apabila sudah pada tahap peradangan, biasanya karena radang ini bagian otot tertentu bakal mengalami bengkak. Pembengkakan ini artinya bagian tubuh tertentu yang otot atau sendinya meradang bakal membesar. Jika sudah terjadi pembengkakan, Anda sebaiknya segera memeriksakan dan memastikan kondisinya supaya langsung mendapatkan penanganan yang terbaik supaya tak makin serius.
  • Kemerahan – Biasanya gejala satu ini bakal terjadi menyertai pembengkakan, ya, di bagian yang bengkak tersebut akan muncul warna merah akibat peradangan. Kemerahan ini juga pada umumnya menjadi gejala yang mengikuti rasa nyeri. Bila Anda mengalaminya, jangan ragu untuk ke dokter supaya cepat ditangani dan tak menjadi lebih serius.
  • Keterbatasan ruang gerak – Gejala yang sudah pasti adalah rentang gerak yang mengalami penurunan atau bisa juga disebut dengan keterbatasan ruang gerak. Otot dan sendi yang biasanya normal dan bisa dipakai untuk kegiatan apa saja dapat merasakan sakit dan ketidaknyamanan. Dari situlah dampaknya mampu menjadikan pergerakan tubuh terbatas dan aktivitas pun menjadi terhambat.
  • Kaku – Tubuh dapat mengalami kekakuan dan sebenarnya masih sangat ada kaitannya dengan poin yang sebelumnya sudah disebutkan, yakni rentang gerak yang menurun. Karena otot bermasalah berikut juga saraf maupun sendi, hal ini kemudian mampu menjadi penyebab otot kaku dan akhirnya membuat tubuh susah digerakkan terlalu bebas seperti biasanya ketika tak sakit.
  • Kesemutan – Pada penderita muskuloskeletal, kesemutan juga menjadi gejala yang sangat terasa dan termasuk yang paling umum juga. Rasa kesemutan ini memang cukup umum, terutama sewaktu kita terlalu lama duduk atau menindih tangan kita ketika tidur sebagai tanda aliran darah yang tidak lancar. Kesemutan ini akan sangat sering terjadi dan kemudian disertai pula dengan kekakuan.
  • Lemah otot – Selain menjadi cepat lelah, tubuh penderita dari muskuloskeletal bisa sangat lemas dan otot terasa begitu lemah hingga tingkat kekuatan cengkeraman ikut turun. Kalau biasanya Anda bisa memegang sebuah benda dengan kuat, maka pada keluhan otot biasanya akan merasa tak berdaya dan tak bisa memegangnya dengan kencang.
  • Kehilangan fungsi otot – Jika sudah merasakan gejala-gejala yang sudah disebutkan tersebut namun tidak juga memeriksakannya apalagi mendapatkan penanganan yang tepat, maka biasanya akan mulai terjadi gejala yang lebih buruk, yakni hilangnya fungsi otot. Lebih dari sekedar mati rasa, otot pun lama-kelamaan tak bisa digunakan secara maksimal lagi.

Diagnosa dan Pengobatan Muskuloskeletal

Saat gejala sudah begitu membuat Anda khawatir, maka silakan untuk memeriksakan diri dengan menempuh beberapa metode diagnosa yang nanti dianjurkan oleh dokter. Biasanya, yang paling awal dilakukan dokter adalah memeriksa fisik Anda dan kemudian menanyakan riwayat kesehatan. Ini supaya penyebab pasti dari keluhan dan gejala dapat segera diketahui.
Setelah itu, pengujian sendi dan otot pun juga diperlukan oleh pasien di mana hal ini diperlukan dengan melihat pada gejala kemerahan dan pembengkakan, setiap kedutan yang terjadi sebagai tanda saraf rusak, serta degenerasi atau kelemahan. Tergantung pada kondisi tertentu, biasanya tes pencitraan juga akan dianjurkan supaya diagnosa dapat lebih terkonfirmasi.
Selain dari tes-tes tersebut, rontgen pun kemungkinan bakal dilakukan jika memang dokter lebih ingin memastikan lagi bahwa tidak ada kondisi penyakit lain. Rontgen ini tujuannya adalah untuk melihat keadaan tulang. Sementara itu, tes darah juga penting untuk yang mengidap rematik dan tentunya sesuai yang disarankan oleh dokter juga.
Bicara tentang pengobatan, biasanya pengobatan yang diberikan oleh dokter akan ditentukan dari seberapa parah atau serius kondisi pasien. Contoh pengobatan yang biasa atau umum diberikan adalah:
  • Obat pereda nyeri – Obat jenis ini biasanya dijual secara bebas dan Anda bisa membeli sekaligus menggunakannya agar nyeri yang mengganggu dapat hilang secara sementara. Paracetamol dan ibuprofen adalah yang paling dianjurkan.
  • NSAID – Obat anti-inflamasi juga sangat berguna dalam membantu menurunkan peradangan berikut juga menghilangkan rasa nyeri dan sakit yang menghambat kegiatan kita. Tapi untuk obat penghilang rasa sakit dengan efek yang lebih kuat demi menyembuhkan sakit yang lebih parah, biasanya ini harus dengan resep dokter.
  • Teknik relaksasi – Otot terkena gangguan karena terjadi ketegangan, kekakuan dan keterbatasan ruang gerak. Dengan relaksasi yang tepat, Anda bakal mampu membuat otot menjadi jauh lebih baik dan otomatis peredaran darah juga lebih lancar.
  • Terapi pijat
  • Chiropractic
  • Peregangan dan melatih otot
  • Suntikan anestesi atau antiradang

Apabila ingin menjauhi kondisi gangguan muskuloskeletal, Anda perlu menghindari aktivitas berulang maupun aktivitas yang berat. Contohnya saja ketika sedang berbelanja, Anda bisa menggunakan troli ketimbang menjinjing tas belanja, terutama bila memang berencana membeli banyak. Seimbangkan antara aktivitas fisik dengan istirahat supaya otot tidak makin tersiksa.

https://halosehat.com/tips-kesehatan/kesehatan-otot/muskuloskeletal

Editor by : Irda Rahmatul Jannah (P27226017020) D-III A Fisioterapi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015                                                ...